Pada tanggal 27 Maret 1906 terbentuklah sebuah Organisasi Olahraga Otomotif pertama dengan nama Javasche Motor Club (JMC) yang berkantor di jalan Bojong 153 – 156, Semarang. JMC sempat berganti nama menjadi Het Koninklijke Nederlands Indische Motor Club (KNIMC) dan akhirnya berubah menjadi Indonesische Motor Club (IMC) pada saat penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Setelah masa peralihan kekuasaan kolonial Belanda kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 1950, IMC berubah nama menjadi IKATAN MOTOR INDONESIA (IMI).
Di awal perkembangan organisasi IMI pada periode 1950 – 1975, secara ex-officio Ketua Umum IMI dijabat oleh Menteri Perhubungan RI, dimana telah dimintakan pula pengakuan dan pengesahan sebagai anggota resmi / afiliasi dari AIT, FIA, FIM dan OTA.
Kantor IMI selama berada di Semarang, pindah ke Jakarta sekitar tahun 1960an dan sampai dengan tahun 1968 menempati beberapa ruangan dari Kantor Bank Exim Kota (d/h Gedung Factory), serta setelah tahun 1968 kantor IMI Pusat telah beberapa kali berpindah tempat yang akhirnya sampai saat sekarang bertempat di Gedung Elevated A Parkir Timur Senayan, GBK Jakarta Pusat.
Tahun 1991, penyebutan Pengurus Besar (PB) IMI dirubah menjadi Pengurus Pusat (PP) IMI dan sejarah Olahraga Otomotif Indonesia mencatat peristiwa penting dimana Ketua Umum tidak lagi dijabat oleh Pejabat Departemen Perhubungan melainkan dijabat oleh “Pecinta Olahraga Otomotif”, serta merupakan masa keemasan Olahraga Otomotif di Indonesia yang ditandai dengan proses transformasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) menjadi Organisasi yang lebih profesional dan mandiri.
Setelah 16 tahun jabatan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IMI secara ex-officio selalu dijabat oleh Menteri Perhubungan atau Dirjen Perhubungan Darat, maka pada tanggal 19 Mei 1991 diadakan perubahan dan penyesuaian Anggaran Dasar (AD) & Anggaran Rumah Tangga (ART) memalui Musyawarah Nasional (MUNAS) IMI kedua di Jakarta.